Monday, June 30, 2014

Gaun Bernoda Merah - Jam sudah menunjukkan pukul 12 tengah malam, namun saat itu aku masih terjaga. Kubuka tirai jendela kamarku. Sinar bulan dan pohon rambutan di depan rumahku menghiasi malam itu. Kulihat kearah pohon rambutan itu sambil melamun, aku serasa melihat pohon itu disinggahi mahluk-mahluk putih sambil tersenyum padaku. Segera kutepis bayang-bayang itu. Kututup kembali tirai jendelaku, lalu aku beranjak menuju kamar mandi. Saat itu aku sendirian di rumah. Ayah, ibu, bersama adikku pergi berkunjung ke tempat nenekku di Jogja.

Niatku untuk buang air kecil mandadak meredup. Saat berjalan menuju kamar mandi, aku merasa seakan-akan ada seseorang yang mengikutiku. Betapa kagetnya aku ketika sesuatu terjatuh dari atas ruang dapur. Benda itu berwarna putih bersih, beraroma anggur, serta dihiasi gambar hati di bagian bawahnya. Benda itu terlihat seperti gaun putih. Kupunggut gaun itu, dan setelah kulihat secara keseluruhan, ternyata gaun itu indah sekali namun lumayan berat, di bagian bawah, dan di bagian dalam tertulis “Siromana”. Kupikir, mungkin ini adalah nama dari pemilik gaun ini. Namun aku heran, dari mana gaun ini jatuh? Kubawa gaun tersebut bersamaku, dan aku segera berlari menuju kamarku. Ku amati lagi gaun itu. Kutempel-tempelkan ke tubuhku sambil berkaca. Betapa indahnya gaun itu. Namun ada sesuatu yang janggal, di bagian tengah gaun itu, ada noda berwarna merah. Ku cium noda merah itu, berbau anggur. Lalu muncul niatku untuk memiliki gaun itu. "Akan ku cuci gaun itu besok", begitu pikirku. "dan akan kupakai pada acara pesta dansa malam Valentine di Villa Deski minggu depan". Pasti aku akan kelihatan cantik jika aku mengenakan gaun itu. Sambil memikirkan hal itu, aku pun mulai mengantuk. Ku simpan gaun itu ke dalam lemariku, dan aku segera beranjak tidur.

Pagi sekali aku sudah terbangun dari tidurku yang nyenyak. Aku bahkan bermimpi tentang gaun itu. Aku beranjak bangun dari tempat tidurku dan berjalan menuju kamar mandi. Kubasuh mukaku, dan kutatap wajahku di kaca kamar mandi. "Kyaaaaaa!!" teriak ku. Karena ku lihat ada bayangan wanita memakai gaun putih di pantulan kaca itu. Segera aku membalikkan tubuh dan melihat ke belakangku. Apa aku salah lihat? Karena tak ada seorang pun di belakangku. Mungkin ini hanya khayalanku. Tetapi rasanya aku kenal gaun yang di pakai wanita itu. Ya, itu gaun yang aku temukan tadi malam. Lalu aku bergegas berlari menuju kamarku. Ku buka lemariku, ternyata gaun itu masih tetap ada di lemari kamarku. Ku ambil gaun itu. Dan ku amati kembali. Ku lihat noda merah itu semakin banyak, padahal tadi malam noda merah itu belum selebar ini.

Kubawa gaun itu ke kamar mandi, dan kucuci. Tapi aneh, air bekas cucian gaun itu tak berwarna merah. Padahal gaun tersebut ternoda merah. Aku penasaran dengan noda itu. “Apa noda merah ini?” pikirku. Ku cium sambil ku pejamkan mataku. Saat aku memejamkan mata, sekilas sketsa peristiwa seperti terlintas di pikiranku. Entah dari mana namun itu seperti nyata. Aku seperti melihat, sesosok gadis belanda yang amat cantik mengenakan gaun ini dan berdansa. Senyumnya manis sekali. Sepertinya dia berdansa di dalam acara sebuah pesta dansa. Dan pesta dansa itu sepertinya diselenggarakan di rumah ini, di ruang tengah. Segera ku buka mataku. Lalu ku jemur baju itu di belakang rumahku dan kubiarkan baju itu hingga mengering.

Hari yang ku tunggu-tunggu telah tiba. Hari ini adalah hari Valentine dan nanti malam aku akan menghadiri acara pesta dansa di Villa Deski. Aku bingung apa aku harus menngenakan gaun yang amat indah itu? Aku takut aku terlalu mencolok pada malam nanti. Tapi tak apa, aku memang kepingin sekali mengenakan gaun ini. Waktu sudah menunjukan pukul 7 malam. Segera aku bersiap-siap berhias diri. Ku bedaki wajahku, kusisir rambutku, dan ku ambil gaun itu dari dalam lemari. Perlahan ku kenakan gaun itu. Gaun itu ternyata cocok dengan tubuhku. Aku menari dan bernyanyi bahagia seperti orang yang baru memenangkan lotre. Aku merasa bagaikan menjadi wanita paling cantik di dunia saat aku mengenakan gaun ini. Tetapi entah mengapa mendadak kepalaku pusing. Perutku mual. Dan aku tak bisa melihat dengan jelas, hanya remang-remang. Dan aku terjatuh, lalu pingsan.

Saat aku pingsan, aku seakan masuk ke dalam dimensi lain. Aku berjalan di suatu acara malam pesta dansa. Namun aneh sepertinya tak ada satu orangpun yang mengetahui keberadaanku. Padahal saat itu aku berada di dalam kerumunan orang. Acara itu sepertinya memang di adakan di rumah baruku ini, oleh orang-orang Belanda. Aku melihat seorang wanita yang memakai gaun yang persis dengan yang kutemukan kemarin. Lalu aku pun mengikuti wanita itu, ku perhatikan gerak geriknya. Dia terlihat sedang berdansa dengan kekasihnya. Lalu dia duduk dan meminum anggur dengan teman-teman dan kekasihnya. Kulihat salah satu temannya melirik dan tersenyum kepada kekasih wanita itu. Tingkah temannya itu sangat aneh. Ketika wanita gaun putih itu hendak bersulang dan meminum anggur, tiba-tiba temannya menyenggol gelas yang di pegang wanita itu dan cairan anggur pun tertumpah ke gaun wanita itu. Kemudian aku melihat kekasihnya mengajak wanita itu ke dalam kamar. Tetapi sungguh aneh, teman wanita tadi mengikuti gerak mereka berdua ke dalam kamar. Dan saat kekasihya membaringkan dia ke ranjang tiba-tiba "craaaaasssshhh".

Darah keluar dari perut wanita itu. Wanita itu di tusuk oleh kekasihnya sendiri. Lalu temannya segera memunculkan diri, dan meludahi wanita yang tak berdaya tadi. Kulihat noda anggur tadi sudah tertutupi oleh noda merah darah. Perlahan wanita itu lemas dan tewas. Ingin ku bantu wanita tadi, tetapi aku tak dapat menyentuhnya. Lalu mayat wanita itu di sembunyikan dan di kubur oleh mereka di dekat pohon rambutan yang ada di depan rumah. Namun sebelum mereka mengubur mayat itu, kulihat gaun yang dikenakan wanita tadi dilucuti, dan di ambil oleh temannya dan mereka tertawa. Betapa kejamnya. Seorang kekasih tega membunuh demi berselingkuh dengan sahabat kekasihnya sendiri.

Ketika aku terbangun, aku merasa sedikit pusing. Saat aku terbangun kulihat remang-remang ada sesosok bayangan. Aku kenal bayangan itu. Itu adalah wanita yang ada di mimpiku tadi. Dia menatapku. Sepertinya dia ingin aku mengikutinya. Aku pun mengikuti wanita itu. Sepertinya dia menuju ke arah pohon rambutan yang ada di depan rumah ku itu. Sampai di sana, dia membalikkan tubuhnya dan menatap ke arahku. Dia tersenyum. Lalu tangannya menunjuk ke arah gaun yang aku kenakan saat itu. Lalu ,menunjuk ke arah tanah tempat mayatnya di kubur. Ya, aku mengerti. Dia memberikan isyarat untuk menguburkan gaun itu kedalam kuburannya. "Kau ingin gaun ini aku kuburkan ke dalam sini?", tanyaku sambil menunjuk kearah kuburan itu. Kulihat dia mengangguk. Lalu aku bergegas menuju kamar. Kulucuti gaun itu, dan aku menggali lubang untuk menguburkan gaun itu, lalu ku timbun kembali. Tiba-tiba bayangan wanita itu muncul kembali, dia sepertinya meneteskan air mata dan tersenyum padaku. Kulihat ia terbang ke atas langit. Semakin tinggi, lalu dia pun menghilang. Kupikir, pasti dia sudah tenang. Aku merasa bahagia bercampur haru. Tak pernah aku merasa bahagia seperti ini. Lalu aku berjalan menuju rumah. Saat aku hendak menutup pintu, tiba-tiba mobil ayahku datang. Ternyata mereka sudah pulang dari jogja. "Viona, ini mama bawakan oleh-oleh". "Wahh.. Apa itu ma?", tanyaku penasaran. "Ini sayang, gaun putih, indah kan?". Betapa kagetnya aku, gaun itu mirip sekali dengan gaun Siromana. Aku tersenyum. Kucium gaun itu. lalu kuangkat. "Iya ma. Bagus sekali, aku suka gaun ini, namun tak berbau anggur", ucapku saat itu. "Bau anggur?", tanya ibuku. "Ahh tidak.. Anggap saja aku bicara sendiri..".

Cerpen By : Momo Angelina

Baca Cerita Lainnya:
Motivasi - Kisah Pernikahanku
Motivasi - Jangan Menilai Orang Dari Luar
Humor - Kutipu Dia


Salam Admin,
=.=a
Kutipu Dia - Ada seorang anak bernama Kartini. Kartini adalah seorang gadis jelita yang sangat suka memakai rok, bahkan setiap hari dia selalu memakai rok. Suatu hari di sekolah, seorang anak laki-laki bernama Wijaya mengajak Kartini untuk memanjat pagar yang ada di dekat sekolah. Dan Kartini pun melakukannya.


Ketika Kartini pulang ke rumah, dengan bangga dia menceritakan kepada ibunya tentang hal yang di lakukannya di sekolah. Termasuk ketika dia memanjat pagar bersama Wijaya. "Kartini, jangan kamu lakukan lagi hal itu. Dia pasti bermaksud untuk melihat celana dalammu", tegur ibunya. "Jadi, apa salahnya?", Jawab Kartini polos karena tidak mengerti maksud ibunya.

Hari berikutnya, Wijaya mengajak Kartini untuk memanjat pagar lagi. Dan lagi-lagi Kartini melakukannya. Ketika sampai di rumah, Kartini kembali menceritakan tentang pengalamannya kepada ibunya. "Bukankah sudah kunasehati??, Kenapa kamu memanjat pagar lagi??, Dia ingin melihat celana dalammu!!" Bentak ibunya. "Tapi ibu, kali ini aku menipunya" Jawab Kartini dengan bangga, "Kali ini aku tidak menggunakan celana dalam sehelaipun".

Baca Cerita Lainnya:
Motivasi - 7 Kebiasaan Buruk yang Harus Diubah
Motivasi - Waktu Untuk Keluarga
Motivasi - Kotak Penuh Cinta
Motivasi - Gadis Yang Buta

Salam Admin,
=.=a

Saturday, June 28, 2014

Ahli Perbintangan - Dahulu kala hiduplah seorang kakek yang dipercaya bisa meramal masa depan dengan melihat susunan bintang-bintang di langit. Dia menyebut dirinya sebagai seorang ahli perbintangan (astrologer) dan menghabiskan waktunya setiap malam dengan memandangi langit. 

Suatu malam saat dia berjalan di sebuah jalan di pinggiran desa. Matanya menerawang memandangi bintang di atas langit. Dia mulai memperkirakan dan meramalkan apa yang akan terjadi di masa depan dari susunan bintang yang dilihatnya, dan saat itu juga tiba-tiba dia jatuh terperosok ke dalam lubang yang berisikan lumpur dan air. 

Di lubang tersebut, sang ahli perbintangan tenggelam oleh lumpur sampai sebatas dagunya, dan dengan panik Dia berusaha untuk menggapai pinggiran lubang agar dapat memanjat keluar. Dia lalu berteriak-teriak minta tolong dalam keadaan panik dan dalam waktu yang singkat orang-orang desa berlarian untuk datang menolong dan menariknya keluar dari lubang. 

Salah seorang diantaranya lalu berkata: "Kamu selalu dipercaya bisa membaca masa depan dengan melihat bintang-bintang, tapi kamu gagal untuk melihat apa yang ada di bawah kakimu! Mungkin kejadian hari ini akan menjadi pelajaran agar kamu lebih memperhatikan apa yang ada di depanmu, dan membiarkan masa depan berjalan dengan sendirinya. Apa gunanya dapat membaca bintang-bintang, apabila kamu sendiri tidak bisa melihat apa yang terjadi di dunia?".

Urus dan perhatikanlah hal-hal yang kecil, sehingga dengan sendirinya hal-hal yang besar juga akan berjalan dengan baik.


By: Aesop


Salam Admin,
=.=a

Baca Cerita Lainnya:
Humor - Jangan Loncat Pak
Karangan Sendiri - Hargai Hidupmu
Motivasi - Syukurlah
Jangan Loncat Pak - Seorang pria bernama Poli berencana untuk mengakhiri hidupnya dengan meloncat dari atas gedung salah satu mall, karena dia sudah tidak mampu menghadapi cobaan yang terus menimpanya. Akan tetapi sebelum dia hendak meloncat seorang satpam mall mencoba untuk mencegahnya, lalu timbul lah percakapan antara satpam dengan pria tersebut.



Satpam: Jangan loncat pak. Ingat orang tua anda di rumah mereka pasti akan sedih.
Poli: Aku seorang yatim piatu.
Satpam: Kalau begitu ingat saudara anda. Mereka pasti akan sangat sedih.
Poli: Aku anak tunggal pak.
Satpam: Jangan begitu pak. Setidaknya pikirkanlah nasib istri dan anakmu di rumah. Jika anda mati, siapa yang akan menafkahi mereka?
Poli: Aku belum nikah dan tidak mempunyai anak.
Satpam: Bagaimana dengan pacar anda yang akan kamu tinggal mati nanti?. Dia pasti akan sangat terpuruk.
Poli: Asal bapak tau aja.. Aku dari lahir uda menjomblo 27 tahun.
Satpam: err.. lalu bagaimana dengan karir anda? Apa kamu akan meninggalkan karir anda dan pergi begitu saja?. Mungkin ada kemungkinan anda akan menjadi orang sukses suatu hari.
Poli: Kerja? Aku ini pengangguran berat pak, uda bertahun-tahun tidak bekerja.
Satpam: Jadi tunggu apa lagi?? Lompat aja cepat!! Lompat Cuy!! Perlu kubantu? Gak ada gunanya juga lu hidup..
Poli: =.=a Busetttt

*Syyyyyuuuutttttt* Gubrakkkk!!

Cerita diatas cuma humor belaka. Jangan dianggap terlalu serius.

Baca Cerita Lainnya:
Motivasi - Boneka dan Uluran Tangan Malaikat
Humor - Pria Mabuk
Motivasi - Bola Lampu


Salam Admin,
=.=a

Thursday, June 26, 2014

Mawar Merah Untuk Bunda - Seorang pria menghentikan mobilnya di depan sebuah toko bunga untuk memesan seikat karangan bunga yang akan dikirimkan kepada ibundanya yang tinggal jauh darinya. Begitu keluar dari mobilnya, dia melihat seorang gadis kecil berdiri di samping toko bunga sambil menangis tersedu-sedu. Pria itu bertanya mengapa gadis kecil itu menangis dan gadis kecil itu menjawab, "Aku ingin membeli setangkai bunga mawar merah untuk ibuku, namun aku hanya mempunyai dua ribu rupiah, sedangkan harga mawar itu sepuluh ribu". 

Pria itu tersenyum dan berkata, "Ayo nak, aku akan membelikan bunga yang kamu mau". Pria itu kemudian membelikan gadis kecil itu setangkai mawar merah, sekaligus memesan karangan bunga untuk dikirimkan kepada ibunya. Ketika mereka hendak pulang, pria itu menawarkan diri untuk mengantar gadis kecil itu pulang kerumahnya. Gadis kecil itu melonjak gembira, dia berseru, "Apakah anda yakin? bisakah kamu mengantar aku ketempat ibuku?". Pria itu tersenyum, lalu mereka berdua menuju tempat yang ditunjukkan gadis kecil itu, sebuah pemakaman umum.

Setibanya disana gadis kecil itu meletakkan bunga mawar merah yang dipegangnya pada sebuah kuburan yang masih terlihat baru. Melihat hal itu, hati pria itu tersentuh dan dia teringat akan ibunya di desa. Bergegas dia kembali menuju toko bunga yang disinggahnya tadi untuk membatalkan kirimannya. Diambilnya karangan bunga yang telah dipesan olehnya dan dia lalu menempuh perjalanan 12 jam untuk menemui ibundanya dengan mata kepalanya sendiri.

"Hidup itu singkat, lakukanlah apa yang bisa kamu lakukan sekarang, jangan menyesal kemudian"

Baca cerita lainnya ya:
Humor - Robot Pendeteksi Kebohongan
Humor - Namaku Andreano Yonawan
Motivasi - Dibayar Lunas Dengan Segelas Susu

Salam Admin,
=.=a

Tuesday, April 29, 2014

Kasih Ibu Sepanjang Masa - Seorang anak meninggalkan rumah setelah bertengkar dengan ibunya. Dia pun berjalan tanpa arah, ketika dia merasa lapar, dia merogoh kantung celananya dan alangkah terkejutnya dia ketiak  menyadari bahwa dia sama sekali tidak membawa uang. Dia berjalan melewati sebuah kedai miesop, ingin dia memesan semangkuk miesop tapi dikantongnya tidak ada sepeser uang pun.
Pemilik warung miesop melihat anak itu berdiri cukup lama di depan kedainya, ia lalu bertanya ”Nak, apakah kau ingin memesan miesop?”

“Ya, tetapi aku tidak mempunyai uang,” jawab anak itu segan.

”Tak ape-ape dik, anggap saja ini traktiranku,”jawab si pemilik kedai.

Karena rasa lapar yang tak tertahankan lagi, anak itu pun tidak segan menolak tawaran itu, dia segera makan. Namun tiba-tiba air matanya mulai berlinang. ”Kamu kenapa dik?”Tanya si pemilik kedai. Anak itu melihat ke arah pemilik warung dan berkata, ”Tak ape-ape, aku hanya terharu karena engkau seorang yg baru kukenal memberi aku semangkuk miesop, lain dengan ibuku sendiri malah mengusirku dari rumah ketika kita bertengkar tadi. Engkau seorang yang baru kukenal tetapi begitu peduli padaku.”

Pemilik kedai itu heran dan ia pun berkata, ”Dik, kenapa kamu berpikir begitu? Coba kamu pikir baik-baik, aku hanya memberimu semangkuk miesop dan kamu begitu terharu. Sedangkan ibumu telah memasak nasi, sayuran, daging, dll sampai kamu dewasa, harusnya kamu lebih berterima kasih kepadanya.”

Anak itu seperti tersadar dan kaget mendengar hal tersebut, ”Mengapa hal itu tidak terpikirkan olehku? Aku menjadikan hal tersebut(memasak) sebagai kewajibannya sesuka hatiku. Untuk semangkuk miesop dari orang yang baru kukenal aku merasa begitu berterima kasih, akan tetapi ibu yang memasak untukku selama bertahun-tahun, bahkan tidak aku pedulikan. Aku.. Aku begitu durhaka.”

“Baguslah kalau kamu mengerti nak. Segera baikan dengan ibumu setelah kamu selesai makan miesop tersebut”. Kata pemilik warung sambil tersenyum.

Segera anak itu menghabiskan miesopnya lalu dia menguatkan dirinya untuk segera pulang. Begitu sampai di ambang pintu rumah, dia melihat ibunya dengan wajah letih dan cemas. Ketika melihat anaknya, kalimat pertama yang keluar dari mulut ibu adalah “Nak, akhirnya kamu pulang, ayo cepat masuk, ibu sudah menyiapkan makan malam untukmu.”

Anak kecil itu pun tidak dapat menahan tangisnya dan ia menangis di hadapan ibunya.


Bagaimana kesan kalian setelah membaca cerita diatas? Sayangilah orangtua kalian selama mereka masih hidup.

Salam Admin,
=.=a

Friday, April 25, 2014

Nelayan Yang Santai - Seorang pria kaya terkejut ketika menjumpai seorang nelayan di pantai. Nelayan itu sedang santai berbaring bermalas-malasan di samping perahu sampannya, sambil memegang sebatang rokok. Pria kaya itu kemudian bertanya “Mengapa engkau tidak pergi menangkap ikan?” “Ikan yang kutangkap telah menghasilkan uang yang cukup untuk melewati hari ini,” jawab sang nelayan.


“Mengapa kau tidak pergi menangkap lebih banyak lagi?” tanya pria kaya itu lagi.

“Untuk apa?” balas sang nelayan.

“Kau kan dapat menghasilkan uang yang lebih banyak,” jawab pria kaya. “Dengan uang itu kau dapat membeli mesin untuk perahu sampanmu, sehingga kau dapat melaut lebih jauh dan menangkap ikan lebih banyak. Kemudian kau akan mempunyai uang untuk membeli pukat nilon. Itu akan menghasilkan ikan yang lebih banyak lagi artinya uang yang kamu peroleh akan semakin banyak juga. Uang tersebut nantinya bahkan cukup untuk membeli dua kapal… tidak.. bahkan mungkin sejumlah kapal. Lalu kau pun akan menjadi kaya seperti aku.”

“Setelah kaya aku mau ngapain?” tanya si nelayan.

“Setelah itu kamu bisa beristirahat dan menikmati hidup sepertiku,” kata pria kaya tersebut.

“Tidak masalah.. Tanpa berusaha sekeras itu pun saat ini aku juga santai nih” kata sang nelayan  puas.

Terkadang kita terlalu cepat merasa puas akan kondisi kita saat ini, tanpa kita sadari bahwa di dunia ini masih banyak hal yang belum kita jajahi.

Salam Admin,

=.=a