Thursday, December 5, 2013

Ketika aku sedang berjalan-jalan di sebuah mall. Aku melihat seorang kasir mengembalikan uang kepada seorang anak kecil. Umur anak itu mungkin hanya sekitar 5 atau 6 tahun. Kasir mengatakan, " Aku minta maaf , tetapi kamu tidak punya cukup uang untuk membeli boneka ini." Kemudian anak kecil itu berpaling ke wanita tua di sampingnya dan berkata, "Nenek, apakah engkau yakin uangku tidak cukup?" wanita tua itu menjawab, "Uangmu memang tidak cukup nak". Lalu dia meminta anak kecil itu untuk menunggunya selama 5 menit. Kemudian dia pun pergi dengan cepat.

Anak kecil itu masih memegang boneka di tangannya. Akhirnya, aku berjalan ke arahnya dan aku bertanya untuk siapakah dia ingin membeli boneka tersebut. Ini adalah boneka yang paling digemari adik perempuanku dan dia sangat menginginkannya sebagai hadiah Natal. Dia yakin Santa Claus akan memberikan boneka ini untuknya. Aku mengatakan kepada anak kecil tersebut bahwa Santa Claus mungkin akan membawa boneka ini untuknya, jadi tidak perlu khawatir. Tapi dia menjawab dengan sedih. "Tidak. Santa Calus tidak bisa mengirimkan hadiah ini kepadanya. Aku harus memberikan boneka ini untuk ibuku sehingga dia bisa memberikannya kepada adikku ketika dia pergi ke sana".

Matanya begitu sedih saat mengatakan hal ini. "Adik perempuanku telah pergi ke sisi tuhan. Dan ayah mengatakan bahwa ibu juga akan segera menyusul kesana, jadi kupikir ibu bisa membawa boneka itu dengannya dan memberikannya kepada adikku". Jantungku hampir berhenti. Anak kecil itu menatapku dan berkata, "Aku mengatakan kepada ayah untuk memberitahu ibu agar jangan pergi dulu. Aku mau dia menunggu sampai aku kembali dari mall sambil membawa boneka ini". Lalu anak kecil itu menunjukkan fotonya yang sedang tertawa. Dia kemudian mengatakan kepadaku, "Aku ingin ibu menyimpan foto ini, sehingga dia tidak akan melupakan aku". "Aku sangat menyayangi ibu dan kuharap dia tidak meninggalkan aku, namun ayah berkata bahwa ibu harus pergi untuk menemani adikku". Kemudian dia melihat ke arah boneka itu lagi dengan muka yang sedih.

Dengan segera aku mengeluarkan dompetku dan berkata kepada anak itu. "Bisakah kuperiksa lagi, apakah kamu punya cukup uang untuk membeli boneka itu?". "Baiklah" katanya, "Kuharap uangku cukup". Aku memberikan tambahan uang tanpa setahunya dan kami mulai menghitung uang itu. Uang ini cukup untuk membeli boneka dan malahan bersisa. Anak kecil itu tersenyum dan berkata, "Terima kasih Tuhan karena memberikanku uang yang cukup". Kemudian ia memandangku dan berkata, "Sebelum aku tidur semalam, aku berdoa kepada tuhan agar uang yang kumiliki cukup untuk membeli boneka ini, sehingga ibu bisa memberikan boneka ini kepada adikku. Dan dia mendengar permohonanku!". "Sebenarnya Aku juga berharap agar uangku itu lebih sehingga cukup untuk membeli mawar putih untuk ibuku, tapi aku tidak berani untuk meminta terlalu banyak pada Tuhan. Akan tetapi dia memberiku uang lebih untuk membeli boneka dan mawar putih". "Ibu saya suka mawar putih."

Beberapa menit kemudian, wanita tua itu kembali dan aku pun pergi sambil membawa keranjang belanjaanku. Anak laki-laki itu terus terbayang dipikiranku. Lalu aku teringat sebuah berita di koran lokal dua hari yang lalu, yang menyebutkan bahwa seorang pengemudi mabuk menabrak sebuah mobil yang dikemudi oleh seorang wanita muda dan seorang gadis kecil. Gadis kecil meninggal ditempat, dan ibunya berada dalam kondisi kritis. Keluarga korban harus memutuskan apakah akan mematikan daya dari mesin yang mempertahankan hidup wanita itu?, karena wanita muda tersebut tidak mampu untuk pulih dari koma. Apakah itu keluarga dari anak kecil tersebut? Dua hari setelah pertemuanku dengan anak kecil itu, aku membaca artikel di surat kabar bahwa wanita muda itu telah meninggal dunia. Aku tidak bisa menahan emosiku, oleh karena itu aku membeli seikat mawar putih dan aku pergi ke rumah duka dimana tubuh wanita muda itu  diletakkan. Orang-orang dapat melihat dan membuat keinginan terakhir sebelum pemakamannya. Wanita muda itu ada di sana, dalam peti matinya, menggenggam mawar putih yang indah di tangannya, serta tampak foto anak kecil dan boneka ditempatkan di atas dadanya. Aku meninggalkan tempat duka tersebut, berlinang air mataku, aku merasa bahwa hidupku telah berubah selamanya. Kasih sayang yang anak kecil itu berikan untuk ibu dan adiknya masih tersisa sampai hari ini. Sulit untuk membayangkan bahwa hanya dalam sepersekian detik, seorang pengemudi mabuk telah merengut kebahagian darinya.

Author Unknown

Pengorbanan yang kamu berikan, sekecil apapun itu terkadang sangat membantu bagi mereka yang membutuhkan. 
Untuk para pengguna jalan. Sadarlah, banyak sekali orang yang berkeluarga di jalanan. Keegoisan dan tingkah laku seenaknya di jalanan menentukan kehidupan seseorang untuk selamanya.

Salam Admin,
=.=a
Categories:

0 comments:

Post a Comment