Sunday, December 15, 2013

Orang itu tampak menakutkan. Dia duduk diatas rumput beralaskan sebuah karton, ditemani oleh seekor anjing dan terdapat tatto disekujur tubuhnya dari leher hingga kedua lengannya. Di dekatnya ada sebuah pesan yang ditulis disebuah karton yang bertuliskan, "Aku tersesat dan kelaparan, adakah yang bisa menolongku?".


Aku menghentikan mobil van ku, dan aku melihat orang ini lewat kaca spion mobilku. Pria itu tampak mengerikan dengan tatto ditubuhnya. Tapi jika diperhatikan lebih seksama, pria itu kelihatan tidak begitu tua, umurnya tampak sekitar 40 tahunan. Dia memakai sebuah ikat kepala berlogo bajak laut. Siapapun yang melihat pria ini, pasti akan berpikir kalau dia itu sangat kasar karena jenggotnya panjang dan tidak terurus. Tidak ada orang yang berhenti untuk menyapanya, aku melihat pengendara lain melihatnya sekejap dan kemudian segera memalingkan wajahnya. 

Hari itu sangat panas. Dari mata pria itu aku bisa melihat kesedihan dan kelelahannya yang dirasakannya. Keringat bercucuran dari wajahnya. Ketika aku duduk santai di dalam mobilku yang ber-AC. Tiba-tiba aku teringat akan beberapa kata di dalam kitab suci yang kubaca hari ini. "Segala hal baik yang kamu lakukan untuk makhluk lain, berarti kamu telah berbuat kebaikan untuk diriku".

Aku pun mengeluarkan dompetku dan mengeluarkan seratus ribu rupiah. Anakku yang berusia 12 tahun, Andi, tahu apa yang mau kulakukan. "Bolehkah aku yang memberikan uang ini padanya ibu?" katanya padaku.

"Baiklah. Tapi hati-hati ya nak". Aku memperingatinya dan memberikannya uang tersebut. Aku melihat di kaca spion dia berlari ke arah pria itu, dan dengan senyumnya yang manis dia menyerahkan uang itu padanya. Aku melihat pria itu kaget, kemudian dia berdiri dan mengantongi uang tersebut. "Pintar nak", kataku dalam hati. Setidaknya hari ini dia dapat menikmati makanan yang lezat. Aku merasa sangat puas, dan bangga akan diriku sendiri yang telah berbuat hal yang bijak.

Ketika Andi kembali ke dalam mobil, dia menatapku dengan sedih, dia berkata, "ibu, badan anjing itu sangat panas dan ternyata pria itu sangat ramah". Aku tahu aku harus melakukan sesuatu.

"Pergi ke pria itu dan katakan padanya untuk menunggu, kita akan kembali 15 menit kemudian", Aku berpesan pada Andi. Dia segera melompat keluar dari mobil dan berlari menuju pria bertatto itu. Aku melihat ekspresi wajah muka itu sepertinya terkejut, tapi dia sepertinya setuju. Hatiku terasa begitu ringan. 

Kami kemudian pergi ke toko terdekat dan memilih beberapa hadiah untuk diberikan kepada pria bertatto itu. "Jangan pilih barang yang terlalu besar, dan juga jangan terlalu berat. Pilih barang yang bisa dibawanya kemana-mana". Kataku kepada Andi. Akhirnya kami siap memilih hadiah kami. Kami membeli sekaleng makanan anjing, sebuah mainan yang berbentuk seperti tulang, dua botol air (satu untuk anjing dan satu lagi untuk pria bertatto), dan beberapa roti bungkus untuk menghentikan rasa lapar mereka.

Kami bergegas kembali ke tempat dimana pria itu menunggu. Dan dia masih disana, masih duduk dan menunggu kedatangan kami. Dan masih tidak terlihat orang berhenti untuk menyapanya. Dengan perasaan yang agak takut, aku meraih tas belanjaan kami dan keluar dari mobil. Andi juga ikut turun sambil membawa hadiah yang dipilihnya. Ketika kami berjalan mendekatinya, aku merasa agak gugup, dan berharap semoga pria ini bukan pria yang jahat. 

Aku melihat kearah matanya dan melihat sesuatu yang membuatku terkejut dan malu akan penilaianku terhadap pria itu sebelumnya. Aku melihat dia menangis, Dia kelihatannya berusaha untuk menahan airmatanya, namun airmata itu tetap mengalir. Aku berpikir, "Apakah pria ini tidak pernah mendapatkan perhatian seperti ini sebelumnya?". Aku berkata padanya semoga hadiah kami tidak terlalu berat dan kami menunjukkan apa yang kami beli untuknya. Dia berdiri mematung, seperti seorang anak yang berdiri dibawah pohon natal. Aku merasa bahwa kontribusiku ini tidak seberapa, namun ketika aku mengeluarkan botol minuman, dia segera merampas botol minuman itu seakan itu adalah emas murni dan berkata padaku bahwa dia bahkan tidak mempunyai air bersih untuk diberikan pada anjingnya. Kemudian dia memberikan anjingnya beberapa tegukan dan meletakkan botol itu perlahan. Dia kemudian menatap wajahku. Bola matanya tampak sangat biru. Aku meneteskan airmata ketika dia berkata, "Nyonya, aku tidak tahu apa yang bisa aku lakukan untukmu". Kemudian dia meletakkan kedua tangannya di ikat kepalanya dan menangis. Pria ini, Pria yang kuanggap menakutkan ini ternyata begitu lembut dan rendah hati.

Aku tersenyum sambil menangis dan berkata, "Tidak usah melakukan apapun". Kemudian aku melihat tatto yang ada di lehernya bertulis, "berjuanglah ibu".

Setelah kami kembali ke mobil kami, aku melihatnya berlutut sambil merangkul anjingnya, mencium hidung anjingnya dan tersenyum. Aku melambai tanganku pada pria itu dan kemudian aku menangis lagi sambil pergi meninggalkan pria itu. 

Andi kemudian melihatku dan berkata dengan manis, "Ibu.. Hatiku serasa sangat senang sekarang". 

Aku berpikir dalam hatiku. Aku punya rumah, aku punya suami dan anak yang begitu menyayangiku, aku mempunyai tempat tidur yang dilindungi sebuah atap yang cantik. Tapi kemudian aku bertanya-tanya kepada diriku sendiri, dimana pria itu akan tidur malam ini?

Meskipun tampak seolah-olah kami membantu pria itu tanpa memperoleh apa-apa. Tapi sebetulnya pria itu telah memberikan kami sebuah hadiah yang tidak pernah kami lupakan. Dia mengajarkan bahwa tidak peduli bagaimana tampak luar seseorang, namun didalam diri masing-masing terdapat jiwa yang berhak untuk memperoleh kebaikan, serta kasih sayang dari orang lainnya. Itulah hadiah berkesan yang diberikannya.   

Baca Cerita Lainnya..........
Salam Admin,
=.=a








Categories:

0 comments:

Post a Comment