Tuesday, April 29, 2014

Kasih Ibu Sepanjang Masa - Seorang anak meninggalkan rumah setelah bertengkar dengan ibunya. Dia pun berjalan tanpa arah, ketika dia merasa lapar, dia merogoh kantung celananya dan alangkah terkejutnya dia ketiak  menyadari bahwa dia sama sekali tidak membawa uang. Dia berjalan melewati sebuah kedai miesop, ingin dia memesan semangkuk miesop tapi dikantongnya tidak ada sepeser uang pun.
Pemilik warung miesop melihat anak itu berdiri cukup lama di depan kedainya, ia lalu bertanya ”Nak, apakah kau ingin memesan miesop?”

“Ya, tetapi aku tidak mempunyai uang,” jawab anak itu segan.

”Tak ape-ape dik, anggap saja ini traktiranku,”jawab si pemilik kedai.

Karena rasa lapar yang tak tertahankan lagi, anak itu pun tidak segan menolak tawaran itu, dia segera makan. Namun tiba-tiba air matanya mulai berlinang. ”Kamu kenapa dik?”Tanya si pemilik kedai. Anak itu melihat ke arah pemilik warung dan berkata, ”Tak ape-ape, aku hanya terharu karena engkau seorang yg baru kukenal memberi aku semangkuk miesop, lain dengan ibuku sendiri malah mengusirku dari rumah ketika kita bertengkar tadi. Engkau seorang yang baru kukenal tetapi begitu peduli padaku.”

Pemilik kedai itu heran dan ia pun berkata, ”Dik, kenapa kamu berpikir begitu? Coba kamu pikir baik-baik, aku hanya memberimu semangkuk miesop dan kamu begitu terharu. Sedangkan ibumu telah memasak nasi, sayuran, daging, dll sampai kamu dewasa, harusnya kamu lebih berterima kasih kepadanya.”

Anak itu seperti tersadar dan kaget mendengar hal tersebut, ”Mengapa hal itu tidak terpikirkan olehku? Aku menjadikan hal tersebut(memasak) sebagai kewajibannya sesuka hatiku. Untuk semangkuk miesop dari orang yang baru kukenal aku merasa begitu berterima kasih, akan tetapi ibu yang memasak untukku selama bertahun-tahun, bahkan tidak aku pedulikan. Aku.. Aku begitu durhaka.”

“Baguslah kalau kamu mengerti nak. Segera baikan dengan ibumu setelah kamu selesai makan miesop tersebut”. Kata pemilik warung sambil tersenyum.

Segera anak itu menghabiskan miesopnya lalu dia menguatkan dirinya untuk segera pulang. Begitu sampai di ambang pintu rumah, dia melihat ibunya dengan wajah letih dan cemas. Ketika melihat anaknya, kalimat pertama yang keluar dari mulut ibu adalah “Nak, akhirnya kamu pulang, ayo cepat masuk, ibu sudah menyiapkan makan malam untukmu.”

Anak kecil itu pun tidak dapat menahan tangisnya dan ia menangis di hadapan ibunya.


Bagaimana kesan kalian setelah membaca cerita diatas? Sayangilah orangtua kalian selama mereka masih hidup.

Salam Admin,
=.=a

Friday, April 25, 2014

Nelayan Yang Santai - Seorang pria kaya terkejut ketika menjumpai seorang nelayan di pantai. Nelayan itu sedang santai berbaring bermalas-malasan di samping perahu sampannya, sambil memegang sebatang rokok. Pria kaya itu kemudian bertanya “Mengapa engkau tidak pergi menangkap ikan?” “Ikan yang kutangkap telah menghasilkan uang yang cukup untuk melewati hari ini,” jawab sang nelayan.


“Mengapa kau tidak pergi menangkap lebih banyak lagi?” tanya pria kaya itu lagi.

“Untuk apa?” balas sang nelayan.

“Kau kan dapat menghasilkan uang yang lebih banyak,” jawab pria kaya. “Dengan uang itu kau dapat membeli mesin untuk perahu sampanmu, sehingga kau dapat melaut lebih jauh dan menangkap ikan lebih banyak. Kemudian kau akan mempunyai uang untuk membeli pukat nilon. Itu akan menghasilkan ikan yang lebih banyak lagi artinya uang yang kamu peroleh akan semakin banyak juga. Uang tersebut nantinya bahkan cukup untuk membeli dua kapal… tidak.. bahkan mungkin sejumlah kapal. Lalu kau pun akan menjadi kaya seperti aku.”

“Setelah kaya aku mau ngapain?” tanya si nelayan.

“Setelah itu kamu bisa beristirahat dan menikmati hidup sepertiku,” kata pria kaya tersebut.

“Tidak masalah.. Tanpa berusaha sekeras itu pun saat ini aku juga santai nih” kata sang nelayan  puas.

Terkadang kita terlalu cepat merasa puas akan kondisi kita saat ini, tanpa kita sadari bahwa di dunia ini masih banyak hal yang belum kita jajahi.

Salam Admin,

=.=a