Tuesday, February 11, 2014

Hargai Hidupmu - Tidak tahu kenapa tapi aku merasa kesialan selalu menimpa hidupku. Aku yang sekarang berumur 17 tahun harus kehilangan orangtuaku diusia 8 tahun. Tak percaya lagi aku akan Tuhan yang selalu di puja oleh orang-orang karena kurasa dia tidak pernah datang menolongku ketika aku membutuhkannya, bahkan ketika saat itu.

Hari itu, tepat pada hari kelahiranku. Dokter harus memutuskan untuk membunuh salah seorang anak yang dilahirkan oleh ibuku. Ibuku melahirkan bayi kembar. Ya.. Itu aku dan adikku. Kami terlahir dengan posisi yang sangat aneh. Tubuh kami gempet, dan kami hanya diberikan satu jantung. Jantung itu tidak akan mampu bertahan untuk dua orang ketika dewasa nanti sehingga pihak dokter mengusulkan harus membunuh salah seorang anak. Meski tak tahu apa yang dikatakan mereka saat itu, namun aku seperti mengerti apa maksud mereka. Jadi aku pun memohon kepada tuhan, "Tuhan, jika kamu memang ada dan adil. Tolong ambillah nyawaku. Buatlah mereka memutuskan untuk membunuhku dan biarkan adikku tumbuh dengan sehat setelah aku pergi nanti". 

Namun, doa itu seperti pesan yang tak pernah tersampaikan. Aku tumbuh dengan badan yang sehat dengan mengorbankan nyawa adikku. Dalam diriku terus terasa rasa kasihan kepada adikku. Namun rasa itu perlahan mulai pudar berkat kedua orangtua ku. Mereka tidak pernah menyalahkanku, mereka tidak pernah menggungkit akan kematian adikku. Aku merasa sangat bahagia jika ada mereka. Namun kebahagiaanku hilang setelah saat itu.

Hari itu, tepat pada hari ulang tahunku yang ke-8. Ayah dan ibu mengajakku untuk pergi ke sebuah restoran untuk merayakan ulang tahunku. Aku tidak mendapatkan firasat buruk pada hari itu, namun apa daya, mobil yang kami tumpangi ditabrak oleh sebuah truk yang melaju dengan cepat menerobos lampu merah. Aku yang berada di jok belakang selamat dengan luka luka kecil. Namun tidak dengan kedua orangtua ku yang duduk di jok depan. Ketika aku melihat ke arah mereka. Aku melihat darah keluar dari mulut dan hidung mereka. Aku terus memanggil mereka, namun mereka tidak menjawabku. Kepalaku terasa hampa. Sekali lagi aku berdoa kepada Tuhan, aku berharap agar ketika aku membuka mataku nanti. Aku dapat melihat kedua orangtua ku tetap tersenyum seperti biasa bersamaku. Namun berapa kali pun kukedipkan mataku, aku tetap melihat pemandangan yang sama. Aku memohon sekali lagi, kali ini aku memohon, "Tuhan, tidak tahu kamu itu ada atau tidak, ini terakhir kali aku percaya akan keberadaanmu. Jika kamu memang ada dan mendengar doaku ini. Aku mohon.... Aku mohon ambillah nyawaku sebagai ganti kedua orangtua ku. Biarlah mereka hidup hingga tua bersama. Itulah keinginan terbesarku". 

Tapi, sungguh tidak adil. Ketika aku membuka mataku aku tetap melihat pemandangan yang sama. Segerombolan orang datang ke tempat kami, mereka membuka pintu yang penyot itu dengan paksa. Mereka segera mengeluarkan ayah dan ibuku, kemudian mereka mengangkat aku yang saat itu terbengong seperti patung. Segera mobil ambulance segera membawa tubuh ayah dan ibuku. 

Aku seperti orang gila saat itu, kuputuskan bahwa tuhan itu tidak ada dan aku tidak akan percaya lagi padanya. Setelah itu aku pun hidup bersama paman dan bibiku. Kesepian kehilangan kedua orangtuaku mulai ditutupi oleh kehadiran mereka berdua. Mereka tidak dikaruniai anak, jadi mereka begitu senang ketika mengadopsiku. Bersama mereka membuatku seperti sedang bersama kedua orang tuaku. Meski bibi dan pamanku tergolong kurang mampu tapi tak terasa aku sudah hidup bersama mereka selama 9 tahun. Sekarang umurku sudah 17 tahun, dan aku sudah beranjak menjadi seorang remaja. Ada seorang gadis manis yang menjadi pacarku. Dia amat imut dan aku sangat sayang padanya. Namun suatu hari hanya gara-gara kesalahan kecil. Aku marah padanya, dan aku tidak mau menghiraukannya pada hari itu. Ketika pulang dirumah dengan perasaan yang bete. Bibiku menghampiriku. Dia berkata dengan lembut padaku, menanyaiku apakah aku sudah makan, namun karena kekesalanku pada pacarku. Aku malah membentaknya. “BELUM!! BAGAIMANA AKU BISA MEMAKAN MAKANAN YANG SAMA HAMPIR SETIAP HARI??”. Baru pertama kali ini aku melihat wajahnya begitu sedih. “Kamu kenapa nak? Ada apa denganmu hari ini? Apa ada masalah?”, Tanya bibi padaku dengan lembut. Namun aku begitu tak tahu diri saat itu. Aku kembali membentaknya, “SUDAH!! JANGAN CAMPURI URUSANKU.. KALAU KAMU BEGITU MEMPERHATIKANKU KENAPA KAMU TIDAK KELUAR DAN MEMBELI MAKANAN LEZAT UNTUKKU?”, Bentakku dengan suara yang keras. Ketika itu paman tidak ada dirumah karena masih kerja. Kulihat ekspresi muka bibi berubah. Dia seperti hendak menangis. Namun emosiku saat itu menjadikanku seperti orang lain. Tanpa merasa bersalah aku segera berjalan ke arah kamarku. Sebelum masuk ke kamar aku melihat kearahnya. Dia menangis, baru pertama kali itu aku melihat dia menangis, kemudian aku melihat dia berjalan keluar dari rumah. Aku menghiraukannya dan masuk ke dalam kamarku.

Selang beberapa waktu kemudian paman pulang ke rumah. Dia bertanya padaku kemana bibi pergi. Aku tak berani mengatakan kebenaran padanya, jadi aku hanya bilang bahwa dia pergi keluar. “Oh... Apakah dia pergi membeli kado ultahmu?”, Kata Pamanku. Apa??? Hari ini ternyata hari ulang tahun ku. Aku bahkan tidak sadar akan itu. Aku jadi merasa bersalah pada bibi. Kuputuskan untuk meminta maaf padanya ketika dia balik nanti. Rasa lapar mulai menghampiriku. Akan tetapi bibi masih belum balik. Aku membuka lemari makanan. Dan betapa terkejutnya diriku ketika aku melihat berbagai hidangan lezat berada didalam lemari itu. Dan.... dan... aku melihat sebuah kue yang dihias begitu indah. Aku dapat melihat namaku tertera diatas kue itu. Sial... apa yang kulakukan padanya? Aku.. AKU DURHAKA!!! Berkali-kali aku memukul kepalaku sendiri. Tiba-tiba aku sadar bahwa bibi belum juga kembali. Aku mendapatkan firasat yang buruk, tanpa kusadari kakiku segera bergerak dan berlari keluar dari rumah meninggalkan pamanku.

Aku berlari tanpa tujuan, dengan harapan dapat menemukan bibiku. Aku tak mau sesuatu yang buruk terjadi padanya. Aku merasa sangat bersalah. Jika aku menemukannya nanti, aku berjanji akan memperlakukannya dengan sangat baik dan tak akan pernah mengecewakannya lagi. Aku akan jadi anak yang berbakti. Jadi tolong.. Kepada siapapun yang mendengar isi hatiku. Tolong lindungilah dia, jangan sampai hal buruk menimpa dirinya. Ketika aku hampir menyerah karena tidak menemukan bibi. Tiba-tiba aku melihat seorang wanita di todong dari seberang jalan. Wanita itu mirip sekali dengan bibiku. Tidak.. itu memang bibi!! Tanpa berpikir panjang aku segera menjerit minta tolong, dan segera berlari ke arah bibiku. 
Aku sampai di depan bibiku dan kuhajar perampok itu hingga pingsan. Bibi kemudian memelukku sambil menangis. Yah.. itulah gambaran yang kudapat di mimpiku. 
Setidaknya meskipun hanya di mimpiku aku dapat membalas budi bibiku. Ketika aku melihat bibi di todong di seberang jalan. Tanpa kusadari aku segera menjerit minta tolong dan berlari menerobos jalanan yang dilewati oleh mobil dengan kecepatan yang tinggi. Ketika hampir sampai ke tempat bibiku, sebuah mobil yang lewat menabrakku dengan kecepatan yang tinggi. Perampok yang hendak merampok bibiku terkejut dan segera melarikan diri. Bibi terpaku melihat kejadian itu terjadi di depan matanya. Aku, bocah 17 tahun yang tak tahu diri tewas pada hari itu.. hari ulang tahunku. 

Kukira aku bisa menghabiskan hari ulang tahunku seperti tahun sebelumnya dengan paman dan bibiku. Kukira aku akan dapat membalas budi mereka berdua ketika aku mapan nanti. Kukira aku..... aku....... Sial.. semua terjadi karena keegoisanku. Kini aku berada di sebuah tempat yang jauh. Seorang bayi terkejut ketika melihatku. Aku melihat sekeliling banyak sekali orang yang terbang kesana kemari.. terbang??? Apa-apaan ini? Ahh.. aku sadar.. mereka itu adalah roh orang yang sudah mati. Aku melihat sekeliling mencari sosok ayah dan ibuku. Dan ternyata aku berhasil menemukan mereka, Mimik wajah mereka tampak begitu sedih. 

Tiba-Tiba ada sebuah suara mengiang di telingaku. Dia berkata, “Kamu berkali-kali ditolong ketika aku hendak melaksanakan tugasku, tahukah kamu betapa kamu dicintai di kehidupanmu dulu?”. Aku tak tahu siapa pemilik suara itu, dia lalu lanjut berkata, “Begitu banyak orang yang ingin mengantikan kematianmu”. Ah.. apakah dia malaikat kematianku?. “Ketika kamu lahir dulu. Seharusnya kamulah yang harus berkorban, namun saudara kembarmu memohon hingga mengancam akan membunuh dirinya sendiri jika dia yang dibiarkan hidup”. “Ingatkah dirimu akan hari ulang tahunmu yang ke 8?, Kecelakaan itu seharusnya merengut nyawamu. Namun kedua orang tuamu terus berdoa akan keselamatanmu. Mereka berdua bahkan rela mengorbankan nyawa mereka agar kamu dapat hidup lebih lama. Dan mereka juga meminta padaku agar kamu diberikan penjaga yang amat menyayangimu ketika mereka pergi nanti. Ya.. mereka adalah paman dan bibimu”. Namun kau amat membuatku kecewa. Hanya akibat perselisihanmu yang tak seberapa itu. Tak tahukah dirimu betapa susahnya bibimu mendapatkan makanan enak itu? Dia bahkan menjual kalung pemberian ibundanya. Bukannya memarahimu, dia malah keluar untuk membelikan daging ayam yang utuh. Namun kamu berhasil menolongnya dari perampok itu. Dia hendak membunuh bibimu jika kamu tidak datang saat itu juga.

Aku baru tahu bahwa hidupku begitu berharga. Banyak sekali orang yang menjagaku, melindungiku, membantuku. Dan aku selalu mengoceh akan hal itu? Munafik.. Tak banyak yang bisa kulakukan dengan tubuhku saat ini. Aku hanya dapat meminta kepada malaikat itu agar dia mengkaruniai paman dan bibiku rezeki yang berlimpah, dan biarkanlah mereka hidup sampai tua bersama. Dan satu lagi yang kuharap dia dapat mengabulkannya. Kali ini aku percaya lagi akan keberadaan mereka. 
“Tolonglah.. Kali ini saja. Tolong lahirkan saudara kembarku yang rela berkorban untukku sebagai anak dari paman dan bibiku. Aku ingin melihat mereka memiliki seorang anak. Itulah harapan terbesarku”. Dan Terima Kasih kedua Orang Tuaku.


Terima kasih juga para pembaca.. 
Well... At last cerita aneh ini berakhir juga.. inilah cerita karangan Admin yang ke-5. Harap bapak-bapak/ibu-ibu/tante-tante/adik-adik/kakak-kakak/abang-abang menyukainya.

Salam Admin,
=.=a


  













Categories:

1 comment:

  1. Ceritanya agak aneh.. Tapi dapat kok sedihnya.. Keep it up gan..

    ReplyDelete