Tuesday, February 11, 2014

Perjuangan - Cerita ini bukan mengenai diriku. Namun kali ini aku akan bercerita tentang kawan baikku. Nama panggilannya Lydia. Dia kabur dari rumah meninggalkan ayah dan abangnya. Yahh.. Tidak heran kalau dia melarikan diri, Ayahnya terus menerus menyiksanya, bahkan abangnya sering memukulinya. Aku masih ingat malam itu, ketika dia memberitahuku bahwa abangnya telah memperkosanya. Berkali-kali aku menyuruhnya untuk memberitahu orang lain akan nasibnya itu, namun dia tetap berkata.... "Tidak ada orang lain yang akan mengerti dan membantuku".


Aku membantunya sebisaku. Aku memberinya uang, dan menawarkan tempat tinggal untuknya selama beberapa hari. Namun dia memberitahuku hal yang mengejutkan! Dia hamil.. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Jadi aku mengijinkannya untuk bersembunyi di rumahku sampai dia sanggup untuk berusaha sendiri. Namun orangtua-ku tidak mengijinkannya untuk menetap terlalu lama karena kesannya dimata orangtuaku kurang baik. Jadi dia hanya tinggal selama beberapa hari, dan kemudian dia pun pergi.

Dia meneleponku seminggu setelah dia meninggalkan rumahku. Dia berkata bahwa dia akan melahirkan!! dan dia ingin aku segera datang ke tempatnya. Aku menyuruhnya untuk memanggil ambulan, namun dia menutup teleponnya. Jadi aku terpaksa menelepon ambulan untuknya. Dia pun segera diantar ke rumah sakit, dan aku segera menyusul kesana. Hmmm... Bayinya lahir prematur, lebih cepat 2 bulan. Namun hal yang lebih buruk lagi terjadi. Pihak rumah sakit berhasil menghubungi ayah dan abangnya, dan mereka disuruh untuk datang ke rumah sakit. Aku tau apa yang akan terjadi nantinya, namun apa yang bisa kulakukan? Aku hanya bisa menunggu.

Hmm... 2 Minggu setelahnya dia diperbolehkan untuk meninggalkan rumah sakit bersama ayahnya. Dia kemudian meneleponku untuk meminta pertolonganku, suara tangisannya begitu jelas di telepon. Aku mendengar suara seperti cambuk yang dipukul ke lantai, terdengar 5 kali kemudian suara itu lenyap. Aku terdiam dan tak tahu apa yang mau kukatakan, lalu tiba-tiba seorang pria mengangkat teleponnya dan mengancam akan membunuhku jika aku membeberkan hal yang terjadi pada Lydia. Orang itu adalah ayahnya.

Aku merinding dan terpaku. Aku tidak pernah berbicara dengan Lydia selama 2 minggu lebih, namun dia tiba-tiba muncul di depan rumahku, Dia melarikan diri dari rumahnya. Dia meninggalkan bayinya di rumah sakit dimana dia bersalin, dan seperti orang yang tak bertanggung jawab. Kami berdua meninggalkan bayinya disana. Kami melarikan diri dari kampung halaman kami. Kami memutuskan akan kembali untuk menjemput sang bayi ketika emosi kami lebih stabil. Bayi itu kami namakan Fuerza yang berarti Kekuatan.

Ketika hari itu tiba. Kami kembali ke rumah sakit itu untuk menjemput Fuerza. Setelah menjemput sang bayi aku pun mengantar Lydia ke rumah yang kami. Beberapa bulan setelah itu Lydia mendapatkan pacar baru, namun kehidupannya bersama pacar barunya tidak berjalan baik, hal terakhir yang diberitahunya adalah agar aku menjaga bayinya.

Pada awalnya aku menghiraukan pesannya itu. Akan tetapi ketika aku menyadarinya, hal itu sudah telat. Dia bunuh diri dengan meneguk obat tidur dengan dosis yang luar biasa. Tanpa dapat berkata apa-apa. Aku segera membawa bayinya dan kembali ke rumah sewaanku. Setahun setelah itu, aku mencoba kembali ke rumah orangtuaku. Namun betapa terkejutnya aku ketika kulihat penghuni rumah itu bukan lagi kedua orangtuaku. Keluargaku telah pindah ke tempat lain. Aku kini sebatang kara, dengan beban seorang bayi denganku. Ayah, abang serta pacar Lydia terus mencari keberadaanku. Sampai hari ini aku masih tetap dicari oleh mereka. Aku tak tahu apa yang akan terjadi jika aku tidak sengaja bertemu dengan mereka. Tapi seperti yang pernah dibilang Lydia, Tidak ada orang lain yang akan mengerti dan membantu kita. Maka dari itu aku harus mampu berjuang sendirian.

Salam Admin,
=.=a


Categories:

0 comments:

Post a Comment