Friday, December 13, 2013

Ketika Masa SD

Dikelas itu, aku menatap gadis yang ada di sebelahku.. Dialah sahabat baikku, rambutnya panjang, halus...dan aku berharap kalau dia dapat menjadi milikku. Tapi kurasa dia tidak pernah berpikir sebaliknya. Ya, aku tahu akan hal itu. Sewaktu kelas berakhir, dia berjalan ke arahku dan meminta catatan yang lupa dicatatnya kemarin. Aku memberikan beberapa tumpuk catatanku padanya, dan dia mengucapkan terima kasih sambil mengecup pipiku. Aku ingin memberitahu perasaanku padanya. Aku ingin dia tahu...bahwa aku tidak ingin hanya menjadi sekedar sahabat baginya. Aku menyukainya tapi aku tidak berani memberitahunya. Aku tak tahu kenapa..


Ketika Masa SMP

Ketika itu teleponku berbunyi. Ketika kulihat, rupanya dia yang meneleponku. Dia menangis.. Ketika kutanya ada apa. Dia bercerita bahwa pacarnya telah memutusinya. Dia menyuruhku untuk datang ke tempatnya karena dia tidak ingin sendirian saat itu. Jadi aku segera ke rumahnya.. Saat aku duduk disampingnya di atas sebuah sofa. Aku menatap matanya yang lembut dan berharap andai dia itu milikku.. Kami melewati waktu dengan menonton film di rumahnya. Dan tak terasa dua jam telah berlalu, dan dia memutuskan untuk tidur. Dia menatap wajahku, kemudian mengucapkan terima kasih lalu dia mengecupku di pipiku. Aku ingin sekali memberitahunya.. memberitahu betapa aku menyukainya. Tapi kata-kata itu tidak bisa keluar dari mulutku. Aku hanya menganguk dan kembali ke rumahku. 

Ketika Masa SMA

Sehari sebelum hari kelulusan kami, dia berjalan ke lokerku dan berkata, “Teman kencanku sakit”.  Jadi hari ini aku bebas. Yahh.. Kami membuat sebuah janji, apabila kita berdua tidak mempunyai teman kencan ketika malam kelulusan kami, maka kita berdua akan pergi berkencan sebagai seorang teman. Dan ternyata malam itu kami pun pergi bersama.

Di Malam Kelulusan kami

Setelah kami pulang dari kencan (yah.. bisa dibilang begitu). Aku pun mengantarnya hingga pintu depan rumahnya. Aku menatap wajahnya.. Dia pun tersenyum padaku, kemudian dia menghampiriku dan mengecup pipiku. Saat itu aku merasa ingin sekali menjadikan gadis ini milikku, tapi aku tahu kalau dia tidak pernah menaruh hati padaku. Aku takut kedekatan kami akan hilang jika aku mengatakan isi hatiku. Jadi aku mengurungkan niatku.

Di Hari Kelulusan

Hari demi hari.. Minggu demi minggu.. dan bahkan bulan demi bulan.. Tak terasa bahwa hari ini merupakan hari kelulusan angkatanku. Aku melihatnya dari bawah, wajah yang anggun. Dia seperti seorang malaikat ketika berjalan diatas panggung untuk menerima diplomanya. Setelah acara kelulusan selesai, dan satu persatu orang mulai hilang. Dia datang ke tempatku dengan memakai baju dan topi kelulusannya. Dia menangis ketika aku memeluknya, dan kemudian dia mengangkat kepalanya dari bahuku dan berkata, “Terima kasih.. kamulah sahabat baikku”. Dan dia memberiku sebuah kecupan di pipi. Aku ingin memberitahu perasaan ini akan tetapi aku tidak mau keegoisanku ini menghancurkan persahabatan yang telah kita jalani bertahun-tahun ini. Jadi kubiarkan saja berlalu.

Beberapa Tahun Setelahnya

Saat ini aku berada di sebuah gereja. Aku duduk di sebuah bangku penonton dan melihatnya menikahi orang yang dicintainya. Aku melihatnya mengatakan “Aku bersedia” dan siap untuk menjalani kehidupan barunya. Ketika aku hendak pergi, dia melihatku dan dia pun memanggilku. “Wahh... Kamu datang!! Terima kasih banyak”. Dia memberiku sebuah kecupan di pipiku. Aku ingin sekali wanita ini menjadi pendamping hidupku. Tapi kurasa dia tidak pernah berpikir begitu. Aku ingin mengatakan isi hatiku. Namun semua telah berlalu. Aku hanya dapat memberikan restuku.

Beberapa Tahun Telah Berlalu

Aku menatap peti mati yang didalamnya adalah sahabat baikku. Mereka membacakan buku diary yang ditulisnya ketika masih SMA. Inilah yang tertulis disana... “Aku menatap wajahnya.. Berharap bahwa laki-laki itu dapat menjadi milikku.. Tapi kurasa dia tidak pernah berpikir sebaliknya.. Aku tahu itu.. Tapi, aku hanya ingin mengatakan padanya.. Aku ingin dia tahu...bahwa aku tidak ingin hanya sekedar menjadi sahabatnya. Aku menyukainya, namun entah kenapa aku tidak berani mengatakannya. Aku hanya dapat berharap dia mengatakan bahwa dia menyukaiku”. 

Aku juga berharap aku dapat mengatakannya pada saat itu....... Airmata menetes dari mataku.....

Beristirahatlah dengan tenang Cinta Pertamaku..

Salam Admin,
=.=a


Categories:

0 comments:

Post a Comment