Wednesday, December 4, 2013

Aku punya seorang gadis yang kusukai, namanya Mawar. Kurasa Mawar juga sangat menyukaiku. Yah.. Sebetulnya kami sama-sama saling menyukai. Cuma aku gengsi bilang begitu, karena aku cuma seorang karyawan biasa. Bisa dibilang masa depanku tidak begitu cerah. Namun cintaku padanya melebihi segalanya. Heran aku, begitu banyak pria yang lebih mapan dariku mengejarnya tapi dia tetap mau memilihku. Kurasa itulah keberuntunganku.

Pernah aku memberinya 99 tangkai mawar merah di hari ulang tahunnya, kukira dia bakal terpesona seperti gadis pada umumnya, tapi aku malah dimarahinya karena menghabiskan uangku untuk mawar merah tersebut. Ya, dia memang gadis sederhana, tak suka dia berfoya-foya seperti gadis umumnya. Itulah kenapa aku jatuh cinta padanya. 

Setelah memarahiku tempo hari gara-gara membeli 99 tangkai mawar, esoknya dia meminta maaf padaku. Ntah kenapa aku tidak pernah bisa marah padanya. Dia lalu memberiku sebuah daftar tulisan. Awalnya kukira itu daftar belanjaannya, tapi setelah kulihat rupanya itu adalah daftar hadiah yang harus kuberikan ketika hari ulang tahunnya. Kurasa tujuan dia membuat daftar itu agar aku tidak sembarang menghabiskan uang yang kuperoleh, soalnya dilihat dari daftar yang dibuatnya, hadiah-hadiah yang dimintanya tidak seberapa. Tapi ada hadiah yang menurutku agak special yakni hadiah yang paling akhir.

Mau tau daftar hadiahnya? Kukasih tahu deh. Umur 21 tahun, Setoples penuh Origami burung bangau lipatan tangan sendiri. "Wah.. Ini bakal repot" pikirku. Umur 22 tahun, Teko anti pecah dari warung pak dito. Umur 23 tahun, pita Hellokitty. Umur 24 tahun, syal warna merah. Umur 25 tahun, Anting dari toko bu Nuri. Umur 26 tahun, Kalung bangau. Umur 27 tahun, Cincin tunangan (tak usah mahal-mahal). Umur 28 tahun, Cincin Nikah. Ketika kubaca dalam hatiku girang bukan main. Dia memutuskan menikah denganku diusia 28 tahun. Aku sanggupi saja permintaanya itu.

Tak terasa sudah 4 tahun kami lewati bersama. Hari ini adalah hari ulang tahunnya tepatnya tanggal 12 Desember. Aku sudah menyiapkan hadiah syal berwarna merah untuknya. Kami janjian untuk berjumpa di taman mini. Taman yang lumayan dekat dengan rumahnya. Aku takut dia tidak datang seperti tahun lalu. Alasannya seperti biasa, sakit kepala. Akhir-akhir ini ketika kita berjanji untuk ketemuan dia sering tidak datang dengan alasan sakit kepala. Kami pernah sampai bertengkar gara-gara dia tidak datang ke tempat janjian. Aku pernah membawanya Checkup ke dokter, tapi dia bilang dokter hanya menyuruhnya untuk istirahat secukupnya. 

Sudah kutunggu selama satu jam lebih, tapi dia belum juga muncul. Aku memutuskan untuk datang ke rumahnya. Sesampainya di rumahnya, kata orang tuanya dia tidak ada dirumah. "Loh? tapi mau pigi kencan sama kamu?", Begitu kata ibunya. Aku segera pamit dengan ibunya dan memutuskan untuk mencarinya. Kutelusuri semua taman, kutanya semua orang yang ada di taman, tapi tak seorang pun melihat gadis itu. Akhirnya aku melihatnya, muka agak sedih. Baru mau kusapa, tapi, "Aku mau minta putus!" begitu katanya. "Apa apaan ini?" Begitu pikirku. Aku sempat terdiam beberapa saat, lalu kutanya dia alasan kenapa ingin memutusiku. Katanya dia sudah mulai ilfil padaku dan dia sudah mempunyai gandengan lain yang mapan . Capek dia hidup sederhana seperti ini. Dia mau hidup berfoya-foya, beli tas mewah, sepatu mewah, dandan setiap hari, rumah mewah. Kehidupan mewah yang tidak sanggup aku berikan padanya tetapi mampu dipenuhi lelaki keparat itu?. Terakhir dia bilang dia memutuskan untuk pergi ke Amerika bersama dengan pria itu. "Jadi ini alasan kenapa dia selalu mengingkari janji untuk berjumpa denganku? Untuk berjumpa dengan pria lain?" pikirku dalam hati.

Terkutuklah diriku. Kukira dia senang dengan hidup sederhana seperti ini, kukira dia beda dengan wanita pada umumnya. Ternyata dia juga ingin hidup nyaman seperti wanita lainnya. Aku teralu naif. Berulang kali aku mencoba mengubah pemikirannya. Aku sampai berlutut di depannya. Begitu banyak mata yang memandang ke arahku seakan menertawakan tindakanku. Kudengar ada yang bahkan mengejekku. Namun itu tidak masalah asalkan dia mau berpaling lagi padaku. Akan tetapi tanpa melihatku lagi, dia lalu membalikkan badannya dan terus berjalan meninggalkanku. Melihatnya semakin jauh, aku pun menjerit kepadanya "Kau tunggu saja aku. Aku pasti akan jadi orang besar yang mampu memenuhi keinginanmu. Saat itu tiba, aku akan merebutmu darinya dan akan kujadikan kamu wanita yang paling bahagia di dunia ini dan saat itu juga aku akan meminangmu". Tapi dia tetap pergi begitu saja. Namun aku yakin dia pasti mendengar jeritan hatiku itu.

Setelah hari itu, tak pernah lagi aku dengar kabar darinya. Dirumahnya hanya tersisa kedua orang tua bersama adiknya. Setelah itu aku pun jarang lagi ke rumahnya. Aku pun sudah tidak bekerja di tempat lamaku lagi. Aku memutuskan untuk membuka usahaku sendiri, dengan modal yang aku kumpulkan dari dulu. Aku join dengan kawanku membuka usaha makan kecil-kecilan, kawanku ini jago masak, banyak yang memuji masakannya. Aku pun belajar masak dari dia. 

Tak terasa sudah 4 tahun lagi berlalu sejak saat itu. Kini warung kecilku sudah jadi restoran ternama di kotaku. Orang-orang rela antri demi makan di restoranku. Restoran yang kuberi nama Mawar Berduri. Kalau sekarang, rasanya aku sudah mapan. Umurku pun sudah 28 tahun. Gara--gara bercerita dari tadi. Hampir saja aku lupa membeli hadiah cincin nikah untuk ulang tahunnya besok. Aku segera pergi ke toko emas, kubeli cincin berlian yang termahal di toko itu. Karyawan toko tersebut sampai melotot ke arahku. 

Tiap tahun aku tetap membeli hadiah ulang tahun seperti yang dia tulis di daftarnya. Semua hadiah ulang tahun itu kusimpan di rumahku, kutaruh di sebuah box, box itu seperti kotak harta karunku. Akan kuberikan kepadanya ketika jumpa dengannya.
Besok adalah hari ulang tahunnya, dan aku telah memutuskan untuk pergi ke amerika untuk mencarinya. Sudah kupesan tiketnya dari kemarin. Tak sabar aku untuk berjumpa dengannya.

Hari ini adalah hari ulang tahunnya sekaligus hari keberangkatanku ke amerika. Aku tak bisa membayangkan bagaimana reaksinya ketika melihatku. Dihari yang bahagia ini hujan malah turun, tapi itu tidak akan mengubah pemikiranku. Aku tetap akan pergi menemuinya. Supirku pun tampaknya begitu semangat, pagi-pagi sudah datang menjemputku untuk ke bandara. Setelah makan sarapanku, tak lupa aku mengambil kotak harta karunku, segera aku naik ke mobil. Kami pun berangkat, ketika aku sedang melamun di dalam mobil. Aku melihat ada dua orang lansia yang saling berteduh dibawah sebuah payung. Setelah kulihat lebih teliti. Kedua orangtua itu ternyata adalah orangtua dari pacarku. Aku segera menyuruh supir berhenti dekat mereka. 

Aku segera menyapa mereka. Kutanya mereka mau kemana, dengan sedih mereka pun bilang mau ke kuburan. "loh? Kok ke kuburan mau sembahyang siapa?". setahuku tanggal 12 desember biasanya pacarku tidak pernah menyinggung tentang sembahyang ke kuburan. Kami hendak ke makam mawar nak. Terhenti sejenak jantungku. Kukira aku akan mati pada saat itu, namun ternyata jantungku masih berdetak. Dengan gugup aku pun bertanya "kenapa si mawar? Bukankah dia ke amerika?". Amerika? Kami tidak pernah dengar bahwa dia mau pergi ke amerika. Dia di diagnosa menderita tumor di otaknya, dan tidak akan bertahan cukup lama. Sang ibu menangis tersendak-sendak ketika menceritakannya, sang ayah pun mencoba menenangkan ibu dengan mengelus kepalanya. 

Kepalaku terasa panas ketika mendengarnya, dunia seakan berputar, kemudian aku bertanya. "Lalu, dimana pria brengsek itu? Kenapa dia tidak ikut datang ke makamnya hari ini?" kataku dengan lantam. "Pria siapa nak? Dia tidak pernah bercerita tentang pria lain selain dirimu, apakah ini penyebab kenapa kamu memutuskan anakku 4 tahun yang lalu?" Kata ibunya kepadaku.  A...Aku tidak pernah memutuskannya. "Jadi kenapa 4 tahun yang lalu tepat di hari ulang tahunnya, dia pulang dengan lesu sambil menangis dengan keras? Ketika kutanya, dia bilang telah putus denganmu. Aku tidak berani bertanya lebih jauh", begitu kata ibunya. Lega hatiku mendengarnya, ternyata dia tidak pernah menduakanku. Aku mulai merasa bodoh ketika menyadari bahwa aku mempercayai semua kata-kata yang mawar katakan ketika saat itu. Sungguh naif. Aku jadi merasa bersalah ketika aku memarahinya ketika dia tidak menepati janji untuk berjumpa denganku, kurasa ketika itu dia sedang merasakan sakit yang luar biasa. Tak terasa butiran air mata mengalir dari arah mataku. Aku pun menceritakan kejadian sebenarnya pada ibunya. Dan ibunya menghargai keputusan anaknya tersebut.

Aku membatalkan niatku pergi ke amerika, kenapa? Karena pujaan hatiku ternyata tidak berada disana. Ternyata selama ini dia berbaring disini tanpa sepengetahuanku. Aku kemudian turun dari mobil, kuminta mereka berdua untuk mengantarku ke makamnya. Makam itu tertata sungguh rapi. Disampingnya tampak sebuah teko, toples berisikan origami angsa putih, serta di dekat fotonya tampak sebuah pita berbentuk Hellokitty. Aku sampai terkejut ketika melihat sekumpulan tangkai bunga, ntah tangkai bunga apa. Namun terdapat duri di sekitarnya. Baru sadarlah aku bahwa dia masih menyimpan semua hadiah yang kuberikan padanya. 99 Tangkai bunga mawar yang sudah layu, usang, bahkan bunga mawarnya tak nampak sehelaipun lagi. Ntah kenapa, airmataku tidak bisa kuhentikan. Ingin sekali aku menggali kuburannya dan memeluk mayatnya. Mungkin orang bakal bilang aku gila, ya aku memang gila. Gadis yang kucintai sudah tiada. Apa guna usahaku selama ini?. 

Ibunya berjalan ke arahku, melihat ke arahku kemudian berkata "itulah keinginan terakhirnya, dia ingin dimakamkan disertai dengan semua hadiah yang kamu berikan padanya. Awalnya aku kurang setuju, karena kupikir kamu telah mengecewakannya. Untuk apa lagi menyimpan hadiah darimu, tapi mawar bersikeras dan aku terpaksa mengabulkannya."
Aku terperanjak, merinding bulu kudukku. Ternyata dia sungguh mencintaiku. Aku segera berlari ke mobilku, kuambil kotak harta karunku, segera aku berlari lagi ke makamnya. Bergetar tanganku ketika hendak membuka penutup kotak harta karunku itu. "Maaf... Maafkan atas kelalaianku. Aku terlalu bodoh untuk menyadari semua pengorbananmu. Maafkan aku atas sifat kekanakanku, maafkan aku karena membiarkanmu sendirian ketika kamu melawan kanker di otakmu, maafkan aku karena kebodohanku yang tidak menyadari akan sakit parahmu, maaafffffffffkann aku membiarkanmu menunggumu sendirian disini selama 4 tahun ini. Aku sungguh mencintaimu". kukatakan semua isi hatiku, airmataku turun diikuti oleh hujan yang menetes di wajahku. Setelah kubuka penutup kotaknya,  kuambil keluar semua hadiah-hadiah yang dimintanya, mulai dari syal, anting, kalung, cincin tunangan, dan terakhir cincin nikah yang dimintanya ketika berusia 28 tahun, hadiah yang paling ingin kuberikan untuknya.  

Ibunya berkata kepadaku ketika melihat cincin itu. "Sayang sekali ya nak, aku tidak berjodoh jadi mertuamu di kehidupan ini, meski...". Sebelum dia melanjutkan apa yang mau dikatakannya, aku segera memotongnya, "Aku akan menikahinya, itulah janjiku padanya sebelum kita berpisah hari itu. Biarlah aku mengikat diriku dengannya sampai akhir hayatku, oleh karena itu kumohon izin restu darimu", namun ibunya menolak, "Apakah kamu mengatakan hal ini karena kamu merasa bersalah pada anakku?". "Tidak ibu, ini keyakinan hatiku. Aku ingin mengikatkan diriku dengan anakmu, tolong kabulkan keinginanku." Ibunya merasa kasihan kepadaku, "Masih banyak wanita yang cocok denganmu nak, carilah wanita yang mampu mendampingimu hingga akhir hayatmu nak". "Tidak ibu, aku tidak bisa membuka hatiku untuk wanita lain, kenangan ketika bersama dia terus membayangiku, hanya mengingat akan hal itu saja aku sudah membuatku amat bahagia."

Dulu, aku orangnya tidak laku, tak ada cewek yang mau denganku. Cuma mawarlah satu-satunya cewek yang mau bersamaku dan mendengar semua ceritaku. Mungkin karena itulah aku jadi cinta padanya, awalnya kukira cinta sepihak, namun ternyata dia juga suka padaku. Sekarang, banyak sekali wanita yang mengejarku, semua cantik jelita, tapi kurasa mereka hanya mengejar uangku? Atau karena wajahku sekarang lebih berkarakter?. Semua wanita itu tidak bisa menggantikan mawar dihatiku, terkadang aku merasa jijik dengan sikap mereka terlalu berlebihan, tak ada yang wanita seperti mawar lagi. Wanita itu tidak bisa lepas dari pikiranku. Rasanya tidak ada wanita yang bisa mengganti posisinya dihatiku. Sehingga kini aku mengambil keputusan yang mungkin dibilang orang bodoh atau gila. Dan akhirnya aku direstui oleh orang tuanya, Beberapa hari kemudian, kami diberikan upacara nikah yang sederhana, seorang pastur dan disaksikan oleh kedua orang tuanya. Terakhir, aku mengambil sebuah pahat, kemudian kuukir di batu nisannya, "Istri tercinta dari Pratama Sudiro".

Waktu telah lewat 50 tahun sejak saat itu. 

"Mama mama. Lihat kakek itu. Tiap hari Dia selalu datang ke kuburan ini. Ketika ayah masih hidup, ayah juga tiap hari melihatnya datang ke kuburan itu. Apakah dia tidak capek?" kata seorang anak kecil kepada ibunya. Anak kecil dan ibu itu tinggal dekat kuburan itu. "Kurasa tidak nak, buktinya lihat saja raut muka kakek itu. Setiap kali datang ke sini raut mukanya tetap kelihatan berseri-seri kurasa makam yang disana merupakan orang yang paling penting baginya" jawab ibunya

THE~END

Akhirnya selesai juga. butuh 3 hari untuk menyelesaikan cerita ini, revisi terus. Terima kasih telah membaca cerita karya sendiri admin. Luangkan waktu kalian untuk membaca cerita lain ya.

Baca juga karangan admin lain Namaku Andreano Yonawan
Jangan lupa juga lanjutannya Namaku Wijoyo Alim

Salam Admin
=.=a


Categories:

0 comments:

Post a Comment